- 1 1. Apa itu Docker? Hubungannya dengan Ubuntu
- 2 2. Persyaratan Lingkungan & Prasyarat
- 3 3. Instalasi & Setup Docker Engine
- 4 4. Menggunakan Perintah docker Tanpa sudo
- 5 5. Menjalankan & Mengatur Startup Docker Daemon
- 6 6. Cara Menjalankan Ubuntu Container
- 7 7. Ringkasan Perintah Dasar Pengelolaan Container
- 8 8. Troubleshooting & FAQ
- 9 9. Kesimpulan & Langkah Selanjutnya
- 10 10. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
- 10.1 Q1. Apakah Docker bisa digunakan di Ubuntu Desktop dan Ubuntu Server?
- 10.2 Q2. Apakah perlu Docker Desktop di Ubuntu?
- 10.3 Q3. Apa itu mode rootless?
- 10.4 Q4. Bagaimana agar container punya storage permanen?
- 10.5 Q5. Bagaimana mengatur autostart container atau Docker daemon?
- 10.6 Q6. Apakah image Docker OS lain bisa dijalankan di Ubuntu?
- 10.7 Q7. Bagaimana cara mengelola container/image yang terlalu banyak?
- 10.8 Q8. Di mana mencari bantuan jika terjadi masalah?
- 10.9 Q9. Bagaimana belajar Docker Compose dan manajemen multi-container?
- 10.10 Q10. Apakah Docker mendukung Ubuntu versi terbaru (misal 24.04)?
1. Apa itu Docker? Hubungannya dengan Ubuntu
Docker adalah salah satu teknologi virtualisasi yang mengemas lingkungan eksekusi aplikasi ke dalam unit yang disebut “container”, sehingga aplikasi dapat berjalan dengan cara yang sama di berbagai server maupun komputer. Berbeda dengan mesin virtual tradisional, Docker menjalankan container langsung di atas OS host, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih ringan dan cepat.
Khususnya pada OS berbasis Linux seperti Ubuntu, Docker memiliki kompatibilitas yang sangat tinggi dan banyak digunakan oleh pengembang dan administrator server, baik di perusahaan maupun individu. Alasannya adalah karena Ubuntu bersifat open source, sangat populer sebagai OS server, memiliki manajemen paket yang mudah, dan didukung secara resmi.
Dengan menggunakan Docker, Anda dapat terbebas dari masalah seperti “aplikasi tidak berjalan di lingkungan yang berbeda”. Baik di komputer pengembangan maupun server produksi, menggunakan Docker container memungkinkan Anda mereplikasi lingkungan yang sama dengan mudah. Selain itu, Ubuntu juga didukung secara resmi oleh Docker, sehingga tersedia banyak panduan dan informasi instalasi.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan langkah-langkah “menginstal Docker di Ubuntu dan menjalankan container Ubuntu” secara jelas dan mudah dipahami. Baik Anda pemula maupun sudah pernah menggunakan Docker, artikel ini juga bermanfaat untuk meninjau kembali dasar-dasarnya.
2. Persyaratan Lingkungan & Prasyarat
Untuk menggunakan Docker di Ubuntu, ada beberapa prasyarat dan persiapan yang perlu dilakukan. Agar proses instalasi dan aktivasi berjalan lancar, berikut rangkuman lingkungan dan hal-hal yang perlu dipastikan sebelumnya.
Tentang Versi Ubuntu
Pada dasarnya, Docker direkomendasikan untuk digunakan pada Ubuntu versi 18.04 LTS ke atas. Versi yang mendapat dukungan penuh adalah “Ubuntu 20.04 LTS”, “Ubuntu 22.04 LTS”, dan “Ubuntu 24.04 LTS” (LTS: Long Term Support). Pada versi lama, mungkin akan muncul masalah paket dan dependensi saat instalasi Docker, jadi sebaiknya gunakan versi LTS terbaru.
Spesifikasi Sistem
Docker sendiri merupakan teknologi container yang ringan, namun jika ingin menjalankan beberapa container untuk pengembangan atau pengujian, dibutuhkan sumber daya yang memadai. Minimal, pastikan memenuhi persyaratan berikut.
- Harus menggunakan Ubuntu versi 64-bit (tidak mendukung 32-bit)
- CPU: Disarankan minimal 2 core
- Memori: Minimal 2GB (lebih baik jika 4GB atau lebih)
- Ruang disk kosong: Minimal 10GB
Koneksi Internet
Instalasi Docker dan pengunduhan image memerlukan koneksi internet. Terutama saat pertama kali instalasi, Anda akan mengunduh data yang cukup besar, jadi pastikan koneksi internet stabil.
Hak Akses Pengguna
Untuk menginstal Docker dan melakukan pengelolaan sistem, diperlukan hak akses “sudo” (hak administrator). Jika hanya memiliki hak sebagai user biasa, mintalah kepada administrator atau tambahkan hak akses tersebut sementara waktu.
Menghapus Paket Docker Lama
Jika sebelumnya Anda pernah menginstal paket seperti “docker” atau “docker.io” secara manual, disarankan untuk menghapus paket lama tersebut guna menghindari konflik dan masalah.
sudo apt-get remove docker docker-engine docker.io containerd runc
Dengan begitu, Anda dapat mencegah masalah akibat paket lama yang masih tersisa.
Ringkasan
Pastikan semua persiapan pada bagian ini sudah dilakukan sebelum melanjutkan ke bab instalasi dan konfigurasi berikutnya.
Jika semua sudah siap, instalasi Docker akan berjalan sangat lancar.
3. Instalasi & Setup Docker Engine
Pada bagian ini, kami akan menjelaskan cara menginstal Docker Engine di Ubuntu serta langkah setup dasarnya. Dengan menggunakan repository resmi, Anda akan mendapatkan Docker versi terbaru dan stabil.
Menambahkan Repository Resmi & Persiapan Awal
Pertama, tambahkan repository resmi Docker ke apt. Semua proses dilakukan di terminal. Silakan ikuti langkah berikut.
- Instalasi paket yang diperlukan
sudo apt-get update
sudo apt-get install
ca-certificates
curl
gnupg
lsb-release
- Menambahkan kunci GPG
sudo mkdir -p /etc/apt/keyrings
curl -fsSL https://download.docker.com/linux/ubuntu/gpg | sudo gpg --dearmor -o /etc/apt/keyrings/docker.gpg
- Menambahkan repository Docker
echo
"deb [arch=$(dpkg --print-architecture) signed-by=/etc/apt/keyrings/docker.gpg] https://download.docker.com/linux/ubuntu
$(lsb_release -cs) stable" |
sudo tee /etc/apt/sources.list.d/docker.list > /dev/null
Instalasi Docker Engine
Setelah repository ditambahkan, instal Docker Engine utama.
sudo apt-get update
sudo apt-get install docker-ce docker-ce-cli containerd.io
Setelah instalasi selesai, pastikan versi Docker bisa ditampilkan dengan perintah berikut.
docker --version
Jika muncul seperti “Docker version 25.0.3, build 1234567”, berarti instalasi berhasil.
Tentang Docker Desktop (Tambahan)
Di Ubuntu, biasanya yang digunakan adalah “Docker Engine”, namun saat ini “Docker Desktop for Linux” juga tersedia secara resmi. Jika Anda membutuhkan GUI untuk manajemen, Docker Desktop bisa dipilih. Namun jika hanya menggunakan CLI (command line), Docker Engine saja sudah cukup.
Jika Terjadi Masalah
Jika muncul error seperti “package not found”, cek kembali pengaturan repository atau kunci GPG. Jika ada paket Docker lama, bisa terjadi konflik, jadi cek kembali langkah uninstall pada bagian 2.
4. Menggunakan Perintah docker Tanpa sudo
Setelah instalasi, Docker hanya bisa digunakan dengan hak administrator (sudo). Namun menjalankan perintah dengan sudo setiap saat bisa merepotkan dan berisiko jika terjadi kesalahan.
Karena itu, disarankan untuk menambahkan user Anda ke grup “docker”. Dengan ini, Anda dapat menjalankan Docker dengan nyaman tanpa sudo.
Langkah Menambahkan User ke Grup docker
- Tambahkan user ke grup docker
Gunakan perintah berikut untuk menambahkan user yang sedang login ke grup docker.
($USER
otomatis menjadi username Anda)
sudo usermod -aG docker $USER
- Aktifkan pengaturan
Agar perubahan grup berlaku, Anda harus logout dan login kembali.
Cara termudah adalah logout, lalu login kembali.
Jika ingin langsung menerapkan, bisa juga dengan perintah berikut.
newgrp docker
- Verifikasi
Cek apakah perintah Docker bisa dijalankan tanpa sudo.
Misalnya, jika versi muncul seperti ini, berarti berhasil.
docker version
Catatan: Aspek Keamanan
Menambahkan ke grup docker membuat user punya hak akses tinggi, jadi perhatikan manajemen grup di lingkungan multi-user.
Untuk penggunaan pribadi atau pengembangan, biasanya tidak masalah, namun untuk server internal perusahaan ikuti kebijakan yang berlaku.
Jika sudah mengikuti langkah ini, penggunaan Docker akan jauh lebih nyaman.
5. Menjalankan & Mengatur Startup Docker Daemon
Docker berjalan sebagai proses “daemon” (background service, dockerd
).
Setelah instalasi, Docker daemon biasanya sudah diatur agar berjalan otomatis, namun Anda juga bisa mengatur startup/stop secara manual atau mengubah pengaturan autostart saat booting. Berikut penjelasannya di Ubuntu.
Menjalankan, Menghentikan, dan Merestart Docker Daemon
Gunakan perintah systemctl
untuk mengatur Docker.
- Menjalankan
sudo systemctl start docker
- Menghentikan
sudo systemctl stop docker
- Merestart
sudo systemctl restart docker
- Cek status
sudo systemctl status docker
Perintah ini menampilkan status dan info error saat ini.
Pengaturan Autostart (Enable/Disable saat Boot)
Di Ubuntu, Anda bisa mengatur Docker agar otomatis berjalan saat server di-restart.
Secara default, autostart aktif saat instalasi, namun berikut cara mengecek dan mengubahnya.
- Mengaktifkan autostart
sudo systemctl enable docker
- Menonaktifkan autostart
sudo systemctl disable docker
Untuk pengembangan atau testing, Anda bisa memilih nonaktifkan autostart.
Catatan: Juga Bisa dengan Perintah service
Di Ubuntu lama atau jika sudah terbiasa, bisa juga pakai service docker start
. Namun, saat ini disarankan menggunakan systemctl
.
Checklist Saat Error
- Jika daemon Docker gagal start, cek error dengan
sudo systemctl status docker
- Jika ada kekurangan paket dependensi atau setting kernel tidak cocok, akan muncul error
- Log juga bisa dicek dengan
journalctl -u docker
Dengan ini, Anda sudah menguasai dasar pengelolaan Docker daemon.
6. Cara Menjalankan Ubuntu Container
Sekarang, kita akan membahas cara menjalankan “container Ubuntu” di atas Ubuntu yang sudah terinstal Docker.
Setelah instalasi Docker, belum ada container yang berjalan. Anda harus mengunduh “image container” OS/aplikasi yang diinginkan, lalu menjalankannya. Berikut contoh dengan image resmi Ubuntu.
1. Mengambil (pull) Image Ubuntu
Download image Ubuntu dari Docker Hub (repository resmi).
Bisa spesifik versi seperti “22.04”, jika tidak disebutkan maka akan mengambil versi terbaru (latest).
docker pull ubuntu:22.04
Atau
docker pull ubuntu
Keduanya bisa digunakan, namun disarankan menyebutkan versi secara eksplisit.
2. Menjalankan Container Ubuntu Baru (run)
Jalankan container Ubuntu berdasarkan image yang sudah diambil.
Paling sederhana, gunakan perintah berikut.
docker run -it --name myubuntu ubuntu:22.04 /bin/bash
-it
: mode interaktif (untuk akses shell)--name myubuntu
: memberi nama bebas pada container (opsional)ubuntu:22.04
: image yang digunakan/bin/bash
: perintah yang dijalankan di awal (bash shell)
Dengan perintah ini, Anda bisa langsung masuk ke lingkungan Ubuntu dalam container lewat shell.
3. Menjalankan di Background
Untuk server atau container yang ingin terus berjalan, gunakan mode background (-d
option).
docker run -d --name myubuntu ubuntu:22.04 tail -f /dev/null
Perintah ini akan menjalankan container dalam keadaan “selalu hidup” tanpa melakukan apapun.

4. Menghentikan dan Menjalankan Ulang Container
- Untuk menghentikan container
docker stop myubuntu
- Untuk menjalankan ulang
docker start myubuntu
5. Cek Status
- Lihat daftar container yang sedang berjalan
docker ps
- Untuk menampilkan semua container, termasuk yang sedang berhenti
docker ps -a
Ringkasan
Pada bab ini, kita telah membahas urutan mulai dari “mengambil image Ubuntu” → “menjalankan container” → “pengelolaan dasar”. Dengan mencobanya langsung, Anda akan merasakan kemudahan Docker.
7. Ringkasan Perintah Dasar Pengelolaan Container
Salah satu keunggulan Docker adalah fleksibilitas dalam “membuat, menghentikan, dan menghapus container” dengan mudah.
Pada bab ini, kami merangkum perintah dasar yang sering digunakan untuk mengelola Ubuntu container.
Pelajari dan biasakan agar lancar dalam pengoperasian harian.
Menampilkan Daftar Container
- Lihat container yang sedang berjalan
docker ps
- Lihat semua container, termasuk yang sudah berhenti
docker ps -a
Menjalankan, Menghentikan, dan Merestart Container
- Menjalankan container
docker start [nama container atau ID]
- Menghentikan container
docker stop [nama container atau ID]
- Merestart container
docker restart [nama container atau ID]
Mengakses/Mengoperasikan Container
- Menjalankan perintah di dalam container (exec)
docker exec -it [nama container atau ID] /bin/bash
Menghapus Container
- Menghapus container
docker rm [nama container atau ID]
- Menghapus paksa (termasuk yang sedang berjalan)
docker rm -f [nama container atau ID]
Menghapus Image
- Cek image yang tidak digunakan
docker images
- Menghapus image
docker rmi [nama image atau ID]
Perintah Lain yang Sering Digunakan
- Cek log
docker logs [nama container atau ID]
- Cek penggunaan disk
docker system df
Poin Penting
- Dengan menguasai perintah dasar seperti
docker ps
,docker start
,docker stop
,docker exec
, pengelolaan harian dan troubleshooting akan lebih lancar. - Secara rutin hapus container dan image yang tidak diperlukan untuk menjaga kapasitas disk.
8. Troubleshooting & FAQ
Saat menggunakan Docker dan container Ubuntu, mungkin akan menghadapi masalah atau error yang tidak terduga. Pada bab ini, kami akan membahas masalah umum seputar “ubuntu docker start” dan cara mengatasinya.
Masalah Umum dan Solusinya
1. Error “Cannot connect to the Docker daemon”
Error ini sering terjadi jika Docker daemon (dockerd) tidak berjalan atau ada masalah hak akses.
- Solusi:
- Cek apakah Docker daemon sudah berjalan
sudo systemctl status docker
- Jika belum, jalankan dengan:
sudo systemctl start docker
- Jika perlu sudo, gunakan sudo, atau tambahkan user ke grup docker sesuai bab 4.
2. Masalah Paket Docker Lama atau Konflik
Jika pernah menginstal paket seperti “docker”, “docker.io”, atau “docker-engine”, mungkin terjadi konflik yang menyebabkan error.
- Solusi:
Uninstall paket lama.
sudo apt-get remove docker docker-engine docker.io containerd runc
3. Gagal Menjalankan Container
Kesalahan nama image, perintah, atau kekurangan resource (memori/disk) dapat menyebabkan kegagalan.
- Solusi:
- Periksa ejaan nama image dan perintah
- Cek image yang tersedia dengan
docker images
- Pastikan disk dan memori server cukup
4. Error Konflik Port
Error terjadi jika mencoba menjalankan container pada port yang sudah digunakan aplikasi lain.
- Solusi:
- Tentukan port lain
- Matikan proses yang memakai port tersebut
5. Catatan Mode Rootless
Docker modern mendukung mode “tanpa root (rootless)”, namun pastikan versi dan fitur yang didukung sudah sesuai. Selalu cek dokumentasi resmi dan pesan error.
Checklist Praktis
- Gunakan
docker ps -a
untuk cek status semua container - Lihat detail error dengan
docker logs [nama container]
- Cek log sistem Docker dengan
journalctl -u docker
Ringkasan Poin
Kebanyakan masalah Docker terkait dengan “hak akses”, “konflik versi”, atau “kesalahan konfigurasi”.
Jika mengalami kesulitan, baca pesan error dengan tenang, lalu lakukan reinstalasi atau cek pengaturan sesuai kebutuhan.
9. Kesimpulan & Langkah Selanjutnya
Pada artikel ini, kami telah membahas langkah demi langkah mulai dari menginstal Docker di Ubuntu hingga menjalankan Ubuntu container.
Sekarang, mari kita ulas poin-poin penting dan tips lanjutan untuk penggunaan Docker ke depannya.
Ringkasan Artikel
- Gambaran Docker & Manfaatnya
Sangat kompatibel dengan Ubuntu, dan memudahkan replikasi lingkungan di mana saja. - Persiapan & Hal Penting Sebelum Instalasi
Versi Ubuntu, spesifikasi hardware, hak akses, dan pembersihan paket lama. - Cara Instalasi Docker Engine
Menggunakan repository resmi untuk memastikan versi terbaru dan aman. - Pengoperasian tanpa sudo & manajemen daemon
Tambahkan ke grup docker dan gunakan systemctl untuk autostart/stop. - Menjalankan Ubuntu container & perintah dasar
Mulai dari membuat, mengelola, hingga menghapus container. - Masalah umum & solusinya
Cara mengatasi masalah hak akses, konflik versi, dan lainnya.
Langkah Berikutnya
Langkah pertama adalah membiasakan diri dengan perintah dasar dan pengelolaan container. Jika sudah paham, coba gunakan fitur yang lebih advance!
- Membangun container custom dengan Dockerfile
Bisa membuat image sendiri sesuai kebutuhan. - Mengelola beberapa container dengan Docker Compose
Memudahkan menjalankan beberapa layanan sekaligus, misal Web + DB. - Menggunakan volume dan jaringan Docker
Untuk menyimpan data permanen atau mengatur komunikasi antar container. - Menjelajahi Kubernetes
Untuk manajemen skala besar dan otomatisasi deployment.
Penutup
Docker tidak hanya berguna untuk development, tetapi juga untuk server, publikasi layanan, percobaan, dan pembelajaran.
Cobalah sendiri untuk merasakan keunggulannya.
Jika ada hal yang belum jelas, silakan gunakan dokumentasi resmi atau komunitas Docker untuk bertanya dan belajar lebih lanjut.
10. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Pada bab ini, kami merangkum pertanyaan umum dan jawaban terkait “ubuntu docker start” yang sering muncul dari pembaca.
Fokus pada poin-poin yang sering menjadi kendala bagi pemula maupun di dunia kerja.
Q1. Apakah Docker bisa digunakan di Ubuntu Desktop dan Ubuntu Server?
A.
Ya, keduanya bisa. Perintah dan langkah-langkahnya hampir sama. Namun, Ubuntu Server biasanya direkomendasikan untuk penggunaan produksi karena lebih ringan tanpa GUI.
Q2. Apakah perlu Docker Desktop di Ubuntu?
A.
Tidak. Di Ubuntu, Docker Engine saja sudah cukup. Docker Desktop adalah tool GUI, namun di Linux lebih umum pakai command line untuk menghindari masalah. Jika ingin coba GUI, boleh install Docker Desktop.
Q3. Apa itu mode rootless?
A.
Mode rootless adalah mode menjalankan Docker tanpa hak akses root (administrator). Berguna untuk keamanan tambahan dan lingkungan multi-user, tapi ada beberapa keterbatasan fitur.
Q4. Bagaimana agar container punya storage permanen?
A.
Gunakan fitur “volume” atau “bind mount” agar data tetap ada meski container dihapus.
Contoh:
docker run -v /host/path:/container/path ubuntu:22.04
Dengan ini, direktori di host dan container dihubungkan saat dijalankan.
Q5. Bagaimana mengatur autostart container atau Docker daemon?
A.
Autostart Docker daemon bisa dengan sudo systemctl enable docker
seperti di bab 5.
Agar container otomatis berjalan saat server boot, tambahkan opsi --restart=unless-stopped
saat membuat container.
Contoh:
docker run --restart=unless-stopped -d --name myubuntu ubuntu:22.04 tail -f /dev/null
Q6. Apakah image Docker OS lain bisa dijalankan di Ubuntu?
A.
Ya, selama arsitektur CPU-nya sama dan image-nya untuk Linux, bisa dijalankan di Ubuntu. Image khusus Windows atau arsitektur lain tidak akan berjalan.
Q7. Bagaimana cara mengelola container/image yang terlalu banyak?
A.
Container/image yang tidak diperlukan bisa dihapus dengan docker rm
atau docker rmi
. Untuk pembersihan massal, gunakan perintah berikut.
- Hapus semua container yang sudah berhenti
docker container prune
- Hapus image yang tidak digunakan
docker image prune
- Pembersihan data tidak terpakai secara keseluruhan
docker system prune
Q8. Di mana mencari bantuan jika terjadi masalah?
A.
Gunakan dokumentasi resmi Docker (https://docs.docker.com/) atau komunitas seperti Qiita dan Stack Overflow. Anda juga bisa mencari pesan error di Google.
Q9. Bagaimana belajar Docker Compose dan manajemen multi-container?
A.
Docker Compose memudahkan manajemen banyak container sekaligus. Pelajari dari dokumentasi resmi dan coba buat file “docker-compose.yml” sederhana lalu jalankan sendiri.
Q10. Apakah Docker mendukung Ubuntu versi terbaru (misal 24.04)?
A.
Ya, Docker secara resmi mendukung versi LTS terbaru Ubuntu. Pastikan selalu memakai repository dan paket terbaru untuk stabilitas maksimal.