- 1 1. Pendahuluan
- 2 2. Dasar-dasar RAID 1
- 3 3. Membangun RAID 1 dengan Software RAID (mdadm)
- 4 4. Cara Membuat RAID 1 Saat Instalasi Ubuntu
- 5 5. Operasi dan Penanganan Masalah RAID 1
- 6 6. Jika Menggunakan Hardware RAID
- 7 7. Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
- 7.1 Q1. Apakah RAID 1 Bisa Menggantikan Backup?
- 7.2 Q2. Apa yang Terjadi Jika Salah Satu Disk Rusak Saat Menggunakan RAID 1?
- 7.3 Q3. Apakah Bisa Menggunakan RAID 1 di Ubuntu Desktop?
- 7.4 Q4. Bagaimana Cara Memeriksa Status RAID Secara Rutin?
- 7.5 Q5. Apakah Harus Install Ulang GRUB Setelah Ganti Disk di RAID 1?
- 7.6 Q6. Lebih Aman Mana, mdadm atau Hardware RAID?
- 7.7 Q7. Apakah Array RAID Bisa Dihentikan atau Direstart Sementara?
- 8 8. Ringkasan
1. Pendahuluan
Mengapa Membuat RAID 1 di Ubuntu?
Ubuntu adalah distribusi Linux yang digunakan secara luas mulai dari individu hingga tingkat perusahaan. Karena keandalan dan fleksibilitasnya, Ubuntu banyak dipilih untuk penggunaan server. Dengan membangun RAID 1 (mirroring) di lingkungan Ubuntu, Anda dapat menjamin redundansi data dan meminimalkan risiko kehilangan data akibat kerusakan disk.
RAID 1 menulis data yang sama secara real-time ke dua atau lebih disk, sehingga jika salah satu disk gagal, sistem tetap dapat berjalan tanpa gangguan. Oleh karena itu, di lingkungan Ubuntu yang menangani file atau layanan penting, penerapan RAID 1 adalah solusi perlindungan yang efektif.
Perbedaan Software RAID dan Hardware RAID
Terdapat dua metode utama untuk membangun RAID. Pertama, Hardware RAID, yaitu menggunakan controller RAID khusus atau fitur RAID pada motherboard. Kedua, Software RAID, yang dikonfigurasi melalui perangkat lunak di OS (di Linux umumnya menggunakan mdadm
).
Di Ubuntu, software RAID lebih populer karena biaya dan fleksibilitas konfigurasi. Artikel ini akan membahas secara lengkap cara membangun RAID 1 di Ubuntu, mulai dari konfigurasi saat instalasi, tips pengelolaan dan operasional, hingga cara penanganan jika terjadi kerusakan.
Apa yang Akan Anda Pelajari dari Artikel Ini
Dengan membaca panduan ini, Anda akan mendapatkan pengetahuan dan keahlian berikut:
- Dasar-dasar RAID 1 dan cara menjalankannya di Ubuntu
- Langkah membangun RAID 1 dengan software RAID (
mdadm
) - Cara rekonstruksi, pengecekan status, dan penanganan masalah RAID 1
- Perbedaan dan perhatian antara Ubuntu Server dan Desktop
- FAQ bermanfaat, serta pengetahuan tentang pengaturan GRUB dan fstab
Setelah RAID dibangun, umumnya tidak memerlukan perawatan rumit, tetapi pemahaman awal sangat penting. Artikel ini akan membahas secara detail dan praktis, sehingga pemula sekalipun bisa mengikuti hingga akhir.
2. Dasar-dasar RAID 1
Jenis Level RAID dan Ciri Khas RAID 1
RAID (Redundant Array of Independent Disks) adalah teknologi yang menggabungkan beberapa hard disk untuk meningkatkan keamanan data dan kecepatan akses. Terdapat beberapa level RAID, masing-masing dengan karakteristik khusus.
Contoh level RAID yang umum antara lain:
- RAID 0: Meningkatkan kecepatan dengan striping, tanpa redundansi
- RAID 1: Menjamin redundansi dengan mirroring (topik utama artikel ini)
- RAID 5: Menggunakan parity pada 3 disk atau lebih untuk redundansi
- RAID 6: Versi peningkatan dari RAID 5 dengan dua parity, lebih tahan kerusakan
- RAID 10 (1+0): Kombinasi RAID 1 dan RAID 0
Dari level tersebut, RAID 1 menerapkan metode “mirroring” dengan menulis data yang sama pada dua disk. Jika satu disk rusak, data tetap bisa diakses dari disk lainnya, sehingga sangat andal dalam hal ketersediaan.
Cara Kerja Mirroring (Ilustrasi)
Cara kerja RAID 1 sangat sederhana. Misalnya, Anda memiliki Disk A dan Disk B:
[Menulis]
User menyimpan file A → File ditulis secara bersamaan ke Disk A dan Disk B
[Membaca]
Pembacaan dapat dilakukan dari salah satu disk untuk mengoptimalkan performa
Karena data selalu direplikasi, daya tahan terhadap kegagalan fisik sangat tinggi. Ini adalah keuntungan utama RAID 1.
Perbedaan Software RAID dan Hardware RAID
Metode membangun RAID secara garis besar ada dua:
- Software RAID (seperti mdadm)
Metode yang paling umum di Ubuntu. Pengelolaan dilakukan di level OS, menawarkan pengaturan yang fleksibel dan biaya rendah. Banyak digunakan untuk server umum karena kemudahan manajemen. - Hardware RAID (RAID Card atau fitur BIOS)
Menggunakan controller khusus untuk membangun RAID. Beban CPU ringan dan OS mengenali array sebagai satu disk saja, namun jika controller rusak, pemulihan data menjadi sulit.
Apa Itu Fake RAID (BIOS RAID)?
Beberapa motherboard menyediakan fitur RAID di level BIOS, disebut juga “Fake RAID”.
Fake RAID tampak seperti hardware RAID, namun sebenarnya dikendalikan pada level driver dan mirip dengan software RAID. Ubuntu memang mendukung beberapa tipe Fake RAID, namun penggunaan mdadm untuk software RAID umumnya lebih mudah dikelola dan dipulihkan, sehingga Fake RAID tidak terlalu direkomendasikan.
3. Membangun RAID 1 dengan Software RAID (mdadm)
3.1 Persiapan dan Verifikasi Kebutuhan Sebelum Membangun
Untuk membangun RAID 1, Anda memerlukan setidaknya dua disk fisik (atau partisi yang belum digunakan). Disk yang sudah digunakan sebagai disk sistem tidak dapat digunakan, jadi pastikan untuk menyiapkan storage khusus untuk RAID.
Pertama, periksa disk target dengan perintah berikut:
lsblk
Atau, untuk informasi lebih detail, gunakan perintah berikut:
sudo fdisk -l
Misalkan disk target adalah /dev/sdb
dan /dev/sdc
.
Catatan: Pastikan disk target tidak berisi data penting sebelum membangun RAID. Saat membuat RAID, seluruh data di disk akan dihapus.
3.2 Instalasi mdadm
mdadm
sudah tersedia di repositori standar Ubuntu dan bisa diinstal dengan perintah berikut:
sudo apt update
sudo apt install mdadm
Selama instalasi, Anda mungkin diminta untuk mengatur notifikasi email. Pengaturan ini bisa diubah nanti, jadi cukup pilih default untuk awalnya.
3.3 Langkah Membuat Array RAID 1
Setelah memeriksa disk target, buat array RAID 1 dengan perintah berikut:
sudo mdadm --create --verbose /dev/md0 --level=1 --raid-devices=2 /dev/sdb /dev/sdc
Penjelasan perintah:
/dev/md0
: Nama device RAID yang akan dibuat--level=1
: Menentukan level RAID 1 (mirroring)--raid-devices=2
: Jumlah disk yang digunakan/dev/sdb /dev/sdc
: Disk yang digunakan untuk RAID
Setelah selesai, cek status array dengan perintah:
cat /proc/mdstat
Jika Anda melihat informasi sinkronisasi untuk /dev/md0
, berarti RAID 1 berhasil dibuat.
3.4 Pengaturan Persistensi RAID (mdadm.conf dan fstab)
Array RAID yang baru dibuat tidak akan dikenali secara otomatis setelah reboot, jadi Anda perlu mengatur persistensi.
Pertama, simpan konfigurasi RAID saat ini ke mdadm.conf
:
sudo mdadm --detail --scan | sudo tee -a /etc/mdadm/mdadm.conf
Kemudian, buat file system (misal: ext4) pada array RAID:
sudo mkfs.ext4 /dev/md0
Buat mount point dan mount array:
sudo mkdir -p /mnt/raid1
sudo mount /dev/md0 /mnt/raid1
Setelah memastikan RAID berjalan, tambahkan UUID ke /etc/fstab
untuk automount saat boot:
sudo blkid /dev/md0
Masukkan hasil UUID pada /etc/fstab
seperti berikut:
UUID=xxxxxxxx-xxxx-xxxx-xxxx-xxxxxxxxxxxx /mnt/raid1 ext4 defaults 0 0
Sekarang, RAID 1 akan ter-mount otomatis setelah reboot.
4. Cara Membuat RAID 1 Saat Instalasi Ubuntu
4.1 Langkah Konfigurasi RAID pada Ubuntu Server Installer
Installer Ubuntu Server mendukung pengaturan storage canggih seperti RAID dan LVM. Berikut langkah-langkah membuat RAID 1 saat instalasi:
Langkah 1: Boot dari media instalasi
Tulis ISO Ubuntu Server ke USB dan boot perangkat target.
Langkah 2: Selesaikan pengaturan awal
Atur bahasa, keyboard, dan jaringan.
Langkah 3: Lanjut ke pengaturan storage
Pilih Custom Storage Layout (bukan Guided).
Langkah 4: Konfigurasi RAID
- Pilih dua disk kosong
- Buat partisi (misal: /boot, swap, /)
- Pilih “Create Software RAID”
- Pilih RAID 1 dan tentukan disk yang digunakan
- Tetapkan file system dan mount point untuk array RAID
Langkah 5: Instalasi boot loader (GRUB)
Sangat disarankan install GRUB ke kedua disk. Dengan begitu, jika salah satu disk rusak, sistem tetap bisa boot dari disk lainnya.
4.2 Menggunakan RAID di Ubuntu Desktop
Ubuntu Desktop tidak menyediakan opsi konfigurasi RAID saat instalasi secara standar. Untuk menggunakan RAID 1, ikuti salah satu metode berikut:
Metode 1: Buat RAID secara manual dari Live USB, lalu instal Desktop
- Boot dari Live USB
- Buat RAID 1 menggunakan
mdadm
- Instal Ubuntu Desktop ke device RAID (misal: /dev/md0)
- Konfigurasikan grub dan fstab sesuai kebutuhan
Cara ini memang lebih rumit, tapi fleksibel dan memungkinkan penggunaan RAID 1 di lingkungan GUI.

Metode 2: Instal RAID lewat Ubuntu Server, lalu tambahkan GUI
Buat RAID pada instalasi Ubuntu Server, lalu tambahkan lingkungan desktop dengan paket berikut:
sudo apt update
sudo apt install ubuntu-desktop
Cara ini lebih stabil, sangat cocok untuk Anda yang ingin menambahkan GUI pada sistem RAID yang sudah ada.
Perbandingan Pilihan Desktop vs Server
Kriteria | Server | Desktop |
---|---|---|
Kemudahan Konfigurasi RAID | ◎ Terintegrasi di installer | △ Harus manual |
Adanya GUI | × (CLI saja) | ◎ (GUI default) |
Cocok untuk Pemula | △ Perlu pembiasaan | ◎ Instalasi mudah |
Fleksibilitas | ◎ Fokus ke server | ○ Bisa dikustomisasi |
Jika Anda ingin memfokuskan pada operasional RAID, memilih Server Edition dari awal akan lebih mudah. Jika tetap ingin Desktop, lakukan konfigurasi RAID di Live Environment atau tambahkan GUI setelah instalasi Server.
5. Operasi dan Penanganan Masalah RAID 1
5.1 Memantau dan Memeriksa Status Array RAID
Memantau status RAID 1 secara rutin sangat penting untuk deteksi dini masalah. Gunakan perintah berikut untuk memeriksa status array RAID saat ini:
cat /proc/mdstat
Perintah ini menampilkan status sinkronisasi array RAID dan apakah ada disk yang gagal. Jika sinkronisasi berjalan normal, akan terlihat seperti [UU]
. Jika ada karakter _
(misal [_U]
), berarti salah satu disk keluar dari array.
Untuk detail lebih lanjut, gunakan:
sudo mdadm --detail /dev/md0
Output akan menampilkan status tiap disk, UUID, dan progres rebuilding. Disarankan juga melakukan pemeriksaan log secara rutin atau mengatur notifikasi email untuk peringatan.
5.2 Penanganan Kerusakan Disk dan Proses Rekonstruksi
Kekuatan utama RAID 1 adalah tetap bisa beroperasi meski satu disk gagal. Namun, jika ada kegagalan, penanganan cepat sangat diperlukan.
Langkah 1: Identifikasi Disk yang Bermasalah
Cek hasil mdadm --detail
. Jika ada disk bertanda “Removed” atau “Faulty”, berarti disk tersebut bermasalah.
Langkah 2: Hapus Disk Bermasalah dari Array
sudo mdadm /dev/md0 --remove /dev/sdX
Ganti /dev/sdX
dengan nama disk yang bermasalah.
Langkah 3: Siapkan Disk Pengganti
Pasang disk baru dan buat partisi jika perlu:
sudo fdisk /dev/sdX
Untuk RAID, tipe partisi sebaiknya diatur ke fd
(Linux RAID autodetect).
Langkah 4: Tambahkan Disk Baru ke Array dan Mulai Resync
sudo mdadm /dev/md0 --add /dev/sdX
Lalu cek progres rebuilding dengan cat /proc/mdstat
. Proses ini bisa memakan waktu dari beberapa menit hingga beberapa jam tergantung ukuran disk.
5.3 Instalasi GRUB dan Redundansi Boot
Pada konfigurasi RAID 1, install boot loader (GRUB) pada kedua disk agar sistem bisa tetap boot walau satu disk rusak.
Untuk menginstall GRUB pada disk tambahan di sistem yang sudah berjalan:
sudo grub-install /dev/sdX
sudo update-grub
(Ganti /dev/sdX
dengan nama disk baru)
Setelah itu, update pengaturan GRUB:
sudo update-grub
Dengan cara ini, jika satu disk gagal, Anda cukup mengubah urutan boot di BIOS dan sistem tetap bisa berjalan. Pemasangan GRUB pada kedua disk sangat penting untuk memaksimalkan redundansi RAID.
6. Jika Menggunakan Hardware RAID
6.1 Apa Itu Hardware RAID?
Hardware RAID menggunakan controller khusus (RAID card) untuk membangun array RAID. Semua proses RAID dilakukan di controller, mengurangi beban CPU dan meningkatkan performa.
Dari sisi OS, array RAID dikenali sebagai satu disk fisik, sehingga tidak memerlukan konfigurasi mdadm
.
6.2 Kelebihan dan Kekurangan Hardware RAID di Ubuntu
Kelebihan:
- Pemrosesan RAID dilakukan oleh hardware, mengurangi beban CPU
- Bisa dikonfigurasi di level BIOS, sehingga tidak tergantung OS
- Recovery data biasanya lebih cepat, banyak model mendukung hot swap
Kekurangan:
- Jika RAID card rusak, biasanya hanya bisa dipulihkan dengan kartu model/firmware yang sama
- Bergantung pada vendor, jadi proses migrasi dan debugging kadang sulit
- Biaya lebih mahal (harga RAID card mulai dari jutaan hingga puluhan juta rupiah)
6.3 Cara Cek dan Kelola Hardware RAID di Ubuntu
Jika Ubuntu diinstall pada mesin dengan RAID card, OS akan mengenali array sebagai satu block device, misal /dev/sda
. Karena itu, perintah mdadm tidak bisa digunakan.
Monitoring dan pengelolaan array dilakukan dengan tool resmi dari vendor RAID card:
Vendor | Nama Tool (contoh) | Keterangan |
---|---|---|
LSI / Broadcom | storcli atau MegaCLI | Banyak digunakan di server enterprise |
HP / HPE | hpssacli atau ssacli | Untuk seri ProLiant |
Dell | omreport (OpenManage) | Khusus server Dell |
Intel | Intel RAID Web Console dll | Dukungan GUI tersedia |
Pastikan untuk mengunduh paket Linux (.deb) resmi dari situs vendor agar bisa digunakan di Ubuntu.
6.4 Perbedaan dengan Fake RAID (BIOS RAID)
Ada juga yang disebut Fake RAID, yakni RAID level BIOS yang tampak seperti hardware RAID, padahal sebenarnya diatur di level driver dan perilakunya mirip software RAID.
Di Ubuntu, penggunaan Fake RAID memerlukan konfigurasi khusus dengan “dmraid” atau pengaturan mdadm tertentu. Namun, risiko masalah dan kompatibilitas cukup tinggi, sehingga untuk pemula sebaiknya menggunakan software RAID murni.
6.5 Kapan Sebaiknya Memilih Hardware RAID?
Pertimbangkan hardware RAID jika:
- Mengelola storage dalam jumlah besar pada server medium-besar
- Membutuhkan fitur RAID card seperti hot swap atau cache dengan baterai
- Ingin meminimalkan penggunaan CPU untuk storage
- Perlu logging dan monitoring yang lebih detail daripada software RAID
Namun untuk server skala kecil atau penggunaan pribadi, software RAID dengan mdadm umumnya lebih fleksibel dan cost-effective.
7. Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Q1. Apakah RAID 1 Bisa Menggantikan Backup?
A1. Tidak, RAID 1 tidak bisa menggantikan backup.
RAID 1 hanya melindungi sistem dari kerusakan disk. Jika data terhapus secara tidak sengaja, terkena malware, atau rusak karena bug OS, kedua disk akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, backup terpisah tetap wajib.
Q2. Apa yang Terjadi Jika Salah Satu Disk Rusak Saat Menggunakan RAID 1?
A2. Sistem tetap berjalan normal dengan disk yang masih sehat.
Karena RAID 1 melakukan mirroring, jika satu disk rusak, sistem tetap online. Setelah mengganti disk yang rusak, tambahkan disk baru ke array dan lakukan resync untuk pemulihan.
Q3. Apakah Bisa Menggunakan RAID 1 di Ubuntu Desktop?
A3. Bisa, tapi tidak bisa dikonfigurasi saat instalasi desktop secara langsung.
Ada dua opsi:
- Bangun RAID manual dari Live USB sebelum instalasi OS
- Bangun RAID saat instalasi Server, lalu tambahkan GUI
Opsi kedua lebih mudah untuk pemula.
Q4. Bagaimana Cara Memeriksa Status RAID Secara Rutin?
A4. Gunakan cat /proc/mdstat
atau mdadm --detail /dev/md0
.
Keduanya bisa digunakan untuk memantau status dan kesehatan array. Juga bisa mengatur notifikasi email di /etc/mdadm/mdadm.conf
.
Q5. Apakah Harus Install Ulang GRUB Setelah Ganti Disk di RAID 1?
A5. Ya, pastikan GRUB terinstall juga di disk pengganti.
Untuk menjaga redundansi boot, selalu install GRUB di kedua disk:
sudo grub-install /dev/sdX
sudo update-grub
(Ganti /dev/sdX
dengan disk baru)
Q6. Lebih Aman Mana, mdadm atau Hardware RAID?
A6. Tergantung kebutuhan, tapi untuk server kecil/pribadi, mdadm lebih praktis dan aman.
Hardware RAID memang powerful, tapi recovery rumit jika RAID card rusak. Sementara mdadm mudah didukung dan informasinya banyak untuk troubleshooting.
Q7. Apakah Array RAID Bisa Dihentikan atau Direstart Sementara?
A7. Bisa, tapi lakukan dengan hati-hati.
Contoh perintah stop:
sudo mdadm --stop /dev/md0
Untuk assemble (restart) array:
sudo mdadm --assemble --scan
Pastikan konfigurasi mdadm.conf
dan initramfs
sudah benar agar array otomatis terdeteksi saat boot.
8. Ringkasan
Tujuan Utama RAID 1 adalah “Menjamin Redundansi”
Keunggulan terbesar RAID 1 adalah mereplikasi data secara real-time sehingga sistem tetap beroperasi walaupun satu disk rusak. Dengan demikian, Anda bisa menghindari downtime layanan akibat kerusakan hardware yang tak terduga. Namun, ingat bahwa RAID bukanlah pengganti backup. Untuk kasus seperti penghapusan, overwrite, atau infeksi virus, Anda tetap wajib memiliki sistem backup terpisah.
Pilihan RAID di Ubuntu
Di Ubuntu, Anda bisa memilih metode konfigurasi RAID sesuai kebutuhan:
Metode Konfigurasi | Karakteristik | Penggunaan yang Disarankan |
---|---|---|
mdadm (Software RAID) | Fleksibel, biaya rendah, banyak dokumentasi | Pengguna pribadi, server kecil-menengah |
Hardware RAID | Performa tinggi, beban CPU rendah, biaya lebih mahal, recovery lebih sulit | Server perusahaan, lingkungan storage besar |
Fake RAID (BIOS RAID) | Hibrida, lebih mirip software RAID di Ubuntu, berisiko masalah kompatibilitas | Sebaiknya dihindari kecuali benar-benar perlu |
Khususnya, membangun RAID dengan mdadm sangat direkomendasikan untuk pengguna Ubuntu karena fleksibilitas dan komunitas dukungannya yang luas.
Operasi dan Pemeliharaan Menentukan Keandalan
Membangun RAID hanyalah langkah awal. Pemeriksaan status secara rutin, penanganan cepat saat terjadi gangguan, serta pengaturan GRUB dan fstab yang benar adalah kunci operasi jangka panjang yang stabil. Berikut poin-poin pemeliharaan yang wajib diperhatikan:
- Periksa rutin dengan
cat /proc/mdstat
danmdadm --detail
- Pahami langkah rekonstruksi array RAID jika disk rusak
- Pastikan GRUB terinstall di seluruh disk untuk boot redundancy
- Selalu siapkan backup eksternal selain RAID
Penutup
Meskipun terlihat rumit, membangun RAID di Ubuntu dengan mdadm
sebenarnya sangat sederhana jika mengikuti instruksi berbasis perintah (command line). Dengan referensi artikel ini, bahkan pemula pun dapat membuat sistem yang kuat dan tahan gangguan.
Manfaatkan RAID 1 dalam pengelolaan server atau desain sistem Anda berikutnya, dan nikmati Linux yang lebih aman dan andal!